Selasa, 30 Juni 2015

TATA LETAK ( Proses & Produk )

TATA LETAK ( Proses & Produk )

1.   Pengertian Tata Letak
       Tata letak adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman.
Tata letak juga merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas. Perancangan fasilitas sendiri terdiri dari pelokasian pabrik dan perancangan gedung dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak dengan penanganan material saling berkaitan erat. Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila penyusun tata letak dilakukan dengan baik dan aktif.
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai:
1.       Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2.       Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3.       Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4.       Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5.       Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).
Semakin lama, desain tata letak perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini berarti mempertimbangakan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Rak pajangan di toko harus dapat dipindahkan, meja kantor dan partisi yang modular, dan rak di gudang dibuat di pabrik (tinggal pasang). Agar dapat mengatasi perubahan model produk secara cepat dan mudah, dan masih dalam tingkat produksi yang memadai, manajer operasi harus memberikan fleksibilitas dalam desain tata letak. Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manajer melatih pekerja mereka saling bersilang, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel kerja secara berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan.

2.   Latar Belakang Perancangan Tata letak
Dalam suatu pabrik banyak dijumpai berbagai macam fasilitas produksi agar suatu kegiatan operasional produksi dapat berjalan dengan lancar, baik berupa mesin, peralatan produksi, pekerja dan fasilitas penunjang lainnya yang harus disediakan dan ditempatkan pada tempat masing-masing agar berfungsi secara optimal. Perancanaan tata letak pabrik akan senantiasa diperlukan oleh perusahaan, selain alasan tersebut diatas beberapa alasan lain adalah sebagai berikut
1.       Adanya perubahan rancangan produk yang mencolok dari produk lama, dikarenakan rancangan produk lama sudah tidak diminati oleh pasar.
2.       Adanya produk baru
Penambahan produk baru yang akan diproduksi, akan mengakibatkan perubahan pada tata letak pabrik.
3.       Adanya perubahan kapasitas produksi yang besar
Meningkatnya jumlah permintaan barang akan berpengaruh terhadap tata letak pabrik, oleh karena itu perlu dievaluasi kembali secara cepat, karena dimungkinkan adanya penambahan jumlahmesin baik baru maupun lama.
4.      Sering terjadinya kecelakaan pada proses produksi
Jika dalam suatu pabrik sering terjadi kecelakaan kerja, maka layout perlu ditinjau kembali agar keselamatan kerja dan keamanan dapat terjamin.
5.       Lingkungan kerja yang tidak memuaskan atau sehat
Kondisi kerja yang bising, kotor ataupun suhu udara yang terlalu panas atau dingin dalam pabrik sangat mempengaruhi kerja daripada karyawan. Hal ini dapat diselesaikan dengann tata letak pabrik yang baik.
6.       Pemindahan tempat perusahaan atau konsentrasi terhadap pasar
Pindahnya tempat pasar akan menakibatkan pindahnya tempat perusahaan dan inipun menyebabkan berubahnya tata letak pabrik, untuk menghemat biaya pengiriman barang ke konsumen.



7.       Penghematan biaya
Dengan menggunakan tata letak pabrik yang baik, proses produksi akan berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut menghemat waktu, biaya pemindahan material, dan menekan biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

3.   Prinsip-prinsip Dasar Dalam Perancangan Tata Letak
Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Rancanagan Tata Letak (Layout) Yaitu:
1.         Integrasi secara menyeluruh atas semua fakator yang mempengaruhi faktor produksi
2.         Jarak pindah barang diupayakan seminimal mungkin
3.         Aliran kerja berlangsung secara normal
4.         Semua area dimanafaatkan secara efektif & Efesien
5.         Kepuasan kerja dan rasa aman pekerja dijaga sebaik-baiknya.
6.         Pengaturan tata letak harus fleksibel.

4.   Langkah-Langkah Perancangan Tata letak / layout
Langka-Langkah merancang Layout, yaitu:
1.     Analisis Produk yaitu menganalisis jenis dan jumlah produk yang harus dibuat.
2.     Analisis Proses adalah menganalisis jenis dan urutan proses pengerjaan produk.
3.     Analisis Jenis & jumlah mesin/peralatan seta luas area yang dibutuhkan.
4.     Rancangan layout mesin dan departemen
5.     Menetapkan prosedur atau metode pengaturan layout (Tipe Layout), meliputi :
a.    Layout dengan posisi tetap
b.    Layout berorientasi pada proses
c.    Layout perkantoran Ritel
d.    Layout Lay out Gudang
e.    Layout berorientasi produk




5.   Tujuan Perancangan Tata Letak
1.    Memudahkan proses manufaktur
Tata letak harus dirancang sedemikian sehingga proses manufaktur dapat dilaksanakan dengan cara yang sangat efektif. Saran-saran khusus untuk itu adalah :
a.       Susun mesin,peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat bergerak dengan lancar sepanjang suatu jalur, selangsung mungkin.
b.       Hilangkan hambatan-hambatan yang ada. Telah umum dikatakan bahwa 80 persen dari waktu dari sepotong barang dilewatkan dalam pabrik, baik selagi dipindahkan maupun selama disimpan – hanya 20 persen dari waktunya yang merupakan waktu produktif.
c.       Rencanakan aliran, sehingga pekerjaan yang melalui sebuah tempat dapat dikenali dan dihitung dengan mudah, dengan kemungkinan kecil tercampur dengan komponen lain atau onggokan lain dalam tempat yang berhampiran.
d.       Jaga mutu pekerjaan dengan merencanakan pemenuhan syarat-syarat yang mengarhkan pada mutu yang baik.
2.     Meminimumkan pemindahan barang
Tata letak yang baik harus dirancang sedemikian sehingga pemindaha barang diturunkan sampai batas minimum. Jika dapat dilaksanakan, pemindahan harus mekanis, dan semua pemindahan harus dirancang untuk memindahakan komponen menuju daerah pengiriman. Jika mungkin, komponen harus dalam keadaan ‘diproses’ sambil dipindahkan, seperti misalnya ketika dicat, dipanggang, dibersihkan, dan lain-lain.
3.    Memelihara keluwesan susunan dan operasi
Perubahan jenis produk, proses maupun kemampuan produksi pada suatu pabrik adalah suatu kenyataan yang harus diantisipasi dari awal pendirian sebuah pabrik. Hal yang umum untuk mengantisipasi perubahan tersebut adalah dengan membangun atau memasang sistem utilitas pada tempat-tempat yang sambungansambungan pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah ketika bangunan didirikan.
4.    Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi
Untuk volume barang setengah jadi yang tinggi, pada kondisi ideal tentunya barang akan berjalan tanpa berhenti dari awal sampai akhir proses. Namun pada kenyaataannya hal tersebut jarang terjadi. Maka hal yang mungkin dilakukan adalah dengan menurunkan tingkat persediaan barang setengah jadi sampai sekecil mungkin. Dengan demikian, maka waktu peredaran total akan berkurang, jumlah barang setengah jadi akan berkurang yang pada akhirnya akanmenurunkan biaya produksi.
5.    Menekan modal tertanam pada peralatan
Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang diperlukan. Misalnya, dua komponen yang berbeda, keduanya memerlukan pemakaian gerinda , mungkin dapat dilewatkan pada mesin yang sama, sehingga dapat mengurangi biaya mesin kedua.
6.     Menghemat pemakaian ruang bangunan
Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya. Maka sebaiknya tiap meter persegi digunakan seoptimal mungkin sehingga ongkos tak langsung untuk tiap satuan produk dapat ditekan. Untuk lantai produksi yang tidak terpakai harus dikurangi sekecil mungkin karena justru akan menambah beban biaya produksi atas sebuah produk.
7.    Meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja
Saran-saran berikut dapat meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja :
a.       Kurangi pemindahan barang yang dilakukan secara manual, sampai sekecil mungkin.
b.       Minimumkan jalan kaki untuk kegiatan yang tidak penting.
c.       Seimbangkan siklus mesin sehingga mesin dan pekerja tidak ada yang menganggur.
d.       Berikan supervisor yang efektif yang dapat membimbing bawahannya.
8.    Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada pekerja
Keselamatan dapat dijamin dengan perancangan tata letak yang tepat. Mesinmesin dan peralatan lain harus ditempatkan sedemikian sehingga dapat mencegah kecelakaan pada pegawai dan kerusakan barang serta peralatan lainnya. Keselamatan harus digabung kedalam rancangan tata letak dengan pengkajian yang cermat tentang susunan tempat kerja, tata cara pemindahan barang, teknik-teknik penyimpanan, pergantian udara, penerangan (pencahayaan) perlindungan dari kebakaran , dan factor lain yang terlibat dalam satu operasi.

6.   Masalah dalam Perancangan Tata Letak
Industri manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat. Menghadapi kondisi ini, dimana variasi produk tinggi, daur hidup produk yang pendek, permintaan yang berubahubah, dan adanya tuntutan dalam hal pengiriman yang tepat waktu, menyebabkan perusahaan memerlukan strategi untuk meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan kualitas tinggi, serta dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dari perancangan proses maupun permintaan produk.
Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi ulang tata letak pabrik. Menurut Nicol dan Hollier 1983, perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah struktur perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan perubahan tata letak fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali.
Tata letak pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja yang bagus antar setiap departemen dalam perusahaan diharapkan membuat perusahaan tetap bertahan dan sukses dalam persaingan industri di bidangnya.

7.   Jenis-jenis Tata Letak Pabrik
Keputusan mengenai tata letak mencakup penempatan yang terbaik dari mesin-mesin (dalam setting produksi), kantor, dan meja-meja (dalam setting kantor), atau pusat pelayanan (dalam setting semacam rumah sakit atau departemen store ). Tata letak yang efektif mendukung arus bahan baku, manusia dan informasi, dalam dan diantara wilayah. Tujuan manajemen adalah untuk mengatur sistem tersebut ( tata letak ) sedemikian rupa supaya sistem mampu beroperasi dengan efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk mencapai tujuan-tujuan tata letak ini, ada berbagai pendekatan yang telah dikembangkan. Adapun dalam pembahasan kali ini hanya akan di bahas dua jenis tata letak yaitu:

A.    Tata letak berdasarkan proses
Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe yang sama dalam sebuah departemen. Penyusunan tata letak pabrik tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan yang sama, dimana mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu daerah, misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian juga dengan mesin-mesin dan peralatan lainnya. Tata letak berdasarkan proses sering kali disebut dengan function layout.
Jenis tata letak ini sangat cocok untuk industri yang sifatnya menerima job orderdengan jenis produk yang bervariasi produk banyak dan volume produksi rendah. Pada umumnya industri kecil lebih cocok menggunakan jenis tata letak seperti ini.
Tata letak berdasarkan proses memiliki karakteristik antara lain:
•         Tujuan umum dan sumber daya yang fleksibel
•         Fasilitas lebih padat karya
•         Intensitas modal rendah
•         Intensitas tenaga kerja yang lebih tinggi
•         Biaya penanganan material lebih tinggi
•         Penjadwalan sumber daya dan alur kerja lebih kompleks
•         Persyaratan ruang lebih tinggi

B.    Kelebihan Dan kekurangan Tata letak Berdasarkan Proses
Tata letak berdasarkan proses memiliki kelebihan dan kekurangan Kelebihan atau keuntungan utama tata letak proses adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerja dapat dialihkan pada mesin lain.
Tata letak berdasarkan proses juga sangat baik untuk menangani produksi jenis produk yang bervariasi produk banyak dan volume produksi rendah. Sedangkan kelemahan tata letak berdasarkan proses ini adalah pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Waktu pesanan butuh waktu yang lama karena penjadwalan sulit, penyetelan mesin berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutukan tenaga kerja yang terampil.
 Menurut Wysk keuntungan dan kekurangan tata letak berdasarkan proses adalah sebagai berikut:
a.         Keuntungan
•      Pengetahuan yang mendalam tentang proses
•      Perkakas dan perlengkapan umum
•      Sangat Fleksibel - dapat menghasilkan berbagai jenis tipe yang berbeda

b.         Kekurangan
•      Aliran yang panjang (Spaghetti flow)
•      Banyak bahan dalam proses
•      Sulit mengontrol kegiatan antar departemen
•      Sulit untuk diotomatisasi

Kelebihan/keuntungan dan kekurangan/kelemahan tata letak berdasarkan proses menurut Wignjosoebroto adalah sebagai berikut:
a.         Kelebihan:
•      Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan/atau peralatan produksi, karena menggunaan mesin-mesin tipe umum. Disamping itu dijumpai flesibilitas produksi yang besar.
•      Mudah untuk mengatasi breakdown mesin
•      Kemungkinan adanya aktivitas supervisi yang lebih baik dan efisien melalui spesialisasi kerja.

b.         Kekurangan:
•      Garis produksi panjang, pemindahan material lebih mahal
•      Total waktu produksi lebih lama.
•      Diversifikasi produk yang dihadapi (job order), dibutukan operator yang memiliki skil tinggi
•      Sistem perencanaan dan pengendalian produksi lebih kompleks dan membutukan ketelitian didalam analisis.

C.    Contoh Perusahaan yang Menggunakan Tata Letak Berdasarkan Proses:
Perusahaan Roti Milano
Perusahaan roti Milano merupakan perusahaan roti keluarga yang berdiri pada tahun 2001. Perusahaan roti Milano semula diberi nama Aulia Roti Kering yang hanya memproduksi satu macam kue kering. Perusahaan ini pertama kali berlokasi di kronggahan baturan surakarta dibawah pimpinan Ny Arief Nugroho. Tetapi pada tahun 2005, perusahaan Aulia Roti Kering berganti nama Milano dan pindah lokasi di Jl. Ahmad Yani 1 No. 1 Kerten, Surakarta.
Perusahaan roti Milano dipimpin oleh Bapak Arief Nugroho yang berperan sebagai pemilik perusahaan. Mengembangkan usaha dengan karyawan yang awalnya 25 orang pada tahun 2001, dan jumlah karyawan berkurang sejak tahun 2005. Jumlah pekerja saat ini hanya berjumlah 7 orang dengan 3 pria dan 4 wanita hinga pada tahun 2009. Jenis-jenis roti yang diproduksi oleh perusahaan roti Milano ada 100 jenis roti dan diantaranya adalah yaitu, sus kering, sus basah, roti roller, roti pisang, seffon, roti mandarin, pain cake, dan kue tart.
Dalam menentukan tata letak peralatan dalam pabrik roti Milano adalah urutan proses dan jumlah mesin, peralatan yang akan digunakan. Pengaturan tata letak harus disesuaikan dengan ruangan yang ada. Tata letak dalam suatu pabrik dikatakan baik jika memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a) Pengaturan mesin dan peralatan sesuai urutan proses.
b) Letak mesin dan peralatan memudahkan pengawasan.
c) Tersedia ruang reparasi.
d) Memungkinkan karyawan bekerja dengan aman.
e) Jarak mesin dan peralatan satu dengan lainnya ekonomis




CV MERAPI
CV Merapi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran besi di daerah Kendal, Semarang. Dalam perusahaan itu, CV Merapu memproduksi berbagai besi baja jenis abu-abu dimana hasil produksinya berbagai macam sesuai dengan permintaan pelanggan. Perbedaannya hanyalah di proses machining dimana dalam proses tersebut terdiri dari proses bubut, drill, tap, cutting dan gerinda. Semua proses tersebut dimasukkan dalam satu proses yaitu machining. Berdasarkan frekuensi pemakaian mesin, penyusunan tata letak mesin dalam proses machining kurang optimal. Selain itu, perusahaan pengecoran besi pasti berhubungan dengan besi cair sebagai bahan dasar pembuatannya. Besi cair ini bisa mencapai suhu lebih dari 1000 derajat celcius sehingga udara yang dikeluarkannya sangat tinggi.
Hal ini membahayakan karena panas dari pegangan wadah tersebut dan beratnya wadah tersebut menyebabkan jarak yang ditempuh tidak boleh terlalu jauh, dan juga lokasi sand casting ini tidak boleh terlalu jauh, dan juga lokasi sand casting ini tidak boleh berdekatan dengan barang yang mudah terbakar. Bila kita lihat frekuensi penggunaan mesin dan juga hubungan ARC antara fasilitas-fasilitas yang ada, dapat dicari tata letak yang optimal sehingga waktu yang digunakan akan lenih sedikit penggunaannya. Untuk mengetahui hubungan kedekatan antar fasilitas, metode CORELAP diterapkan dalam penentuan area pabrik nantinya. Berdasarkan hasil metode tersebut, penempatan memiliki jarak transportasi yang lebih singkat dibandingkan dengan tata letak yang lama. Hal ini mengakibatkan penurunan jarak transportasi 29,05 persen dan waktu transportasi 10,94 persen.

7.2        Tata Letak Berdasarkan Produk
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi, dimana mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan demikian suatu pengerjaan akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, sesuai dengan urutan-urutan prosesnya.
Untuk industri/perusahaan yang membuat produk secara massal dalam waktu relatif panjang (terus menerus) dan tidak tergantung pesanan, maka jenis tata letak yang sesuai adalah product layout. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk.



Asumsi yang digunakan adalah:
1.         Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
2.         Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
3.         Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4.         Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Tujuan utama dari tata letak seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi. Beberapa pertimbangan yang merupakan dasar utama dalam penetapan tata letak berdasarkan aliran produk yaitu:
•         Hanya ada satu atau beberapa standar produk yang dibuat.
•         Produk dibuat dalam jumlah / volume besar untuk jangka waktu relatif lama.
•         adanya kemungkinan untuk melakukan motin and time studi guna menentukan laju produksi per satuan waktu.
•         Adanya keseimbangan lintasan (line balancing) yang baik antara operator dan peralatan produksi.
•         Memerlukan aktivitas inspeksi yang sedikit selama produksi berlangsung.
•         Satu mesin hanya digunakan untuk satu macam operasi kerja dari jenis komponen yang serupa.
•         Aktifitas pemindahan bahan dari satu stasiun kerja kestasiun lainnya dilaksanakan secara mekanis, umumnya dengan menggunakan conveyor.
•         Mesin produksi biasanya dipilih tipe spesial purpuse machine.

Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban modil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini in imerupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan baru sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Lini perakitan adalah sebuah proses pemabrikan di mana bagian-bagian (biasanya yang memiliki suku cadang) suatu produk dirakit dan digabungkan satu persatu dengan urutan tertentu hingga menjadi produk akhir. Proses ini menghasilkan tingkat produksi yang lebih cepat daripada metode biasa, di mana untuk membuat satu produk jadi, seluruh bagian produk tersebut dirakit oleh satu orang ahli. Bentuk paling terkenal dari konsep lini perakitan adalah lini perakitan-bergerak (moving assembly line) yang dikembangkan oleh Ford Motor Company pada tahun 1908 dan 1915. Dengan metode tersebut, Ford menghasilkan Ford Model T, mobil paling murah di masanya. Ford juga menjadi perusahaan pertama yang mendirikan pabrik besar yang menerapkan proses lini perakitan. Adapun dua permasalahn penting dalam penyeimbangan lini adalah :
1.         Penyeimbangan lini antar stasiun kerja
2.         Menjaga kelangsungan produksi didalam lini perakitan
Dan berikut adalah karakteristik dari permasalahan Assembly Line Balancing:
1.         Ada sejumlah proses dalam lini perakitan dengan waktu proses masing-masing.
2.         Ada kendala keterdahuluan (precedence constraint) yang memaksa sebagian proses baru bisa dimulai setelah proses prasyaratnya selesai
3.         Bisa ada kendala tambahan seperti jumlah maksium stasiun kerja atau kecepatan minimum lini perakitan
4.         Tujuannya adalah pengelompokan proses-proses perakitan menjadi stasiun-stasiun kerja tanpa melanggar kendala keterdahuluan demi tercapai efisiensi lini perakitan maksimum
Dalam hal ini keseimbangan kapasitas antar stasiun kerja sangat penting bagi efesiensi dan produktifitas tata letak produk ini.
 7.2.1       Keunggulan dan Kelemahan Tata letak Berdasarkan Produk
Adapun keunggulan dan kelemahan dari tata letak berdasarkan produk adalah sebagai berikut:
  Keunggulan tata letak ini adalah :
•      Ongkos penanganan material lebih rendah
•    Pekerjaan pada setiap mesin terspesialisasi sehingga bisa disederhanakan dan dikerjakan oleh karyawan yang keterampilannya rendah dan murah
•      Persediaan bahan setengah jadi rendah
•      Pengendalian prosuksi lebih sederhana karena variasi produk rendah, dan aliran bahan sudah terdefenisi dengan jelas.
  Kelemahan tata letak produk :
•      Ketidakfleksibelan
•      Pekerjaan yang membosankan bagi pekerja
•      Investasi mahal pada mesin-mesin khusus
•      Kesalingbergantungan antarmesin pada suatu lintasan yang sangat tinggi. Satu mesin mogok bisa menghentikan seluruh mesin lain.
7.2.2       Contoh Perusahaan yang Menerapkan Tata Letak berdasarkan Produk
Beberapa contoh perusahaan yang menerapkan tata letak berdasarkan produk:
PT. Teh Celup 88
PT. Teh Celup 88 merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agroindustri dengan produk unggulan yaitu Teh Celup 88. Perusahaan ini berdiri sejak 10 November 1987 yang terpusat di Jawa Tengah. Teh Celup 88 merupakan teh yang berorientasi praktis dan ekonomis, dengan kemasan celup merupakan suatu cara modern untuk menikmati teh selain dengan teh bubuk. PT. teh celup 88 memproduksi teh celup dengan mesin dan peralatan yang modern serta dijamin keamanan dan kebersihan. Kapasaitas produksi pada PT. Teh Celup 88 ini sebanyak 10.000 kantong/ hari. Jumlah pekerja sekitar 2.335 pegawai baik pegawai langsung maupun pegawai tidak langsung.
PT. Teh Celup memiliki visi yaitu menjadi perusahaan teh berkualitas nasional maupun Internasional. Misi perusahaan PT. Teh 88 yaitu menggunakan bahan baku berkualitas tinggi dengan proses produksi yang menggunakan peralatan canggih sehingga menghasilkan produk teh yang berkualitas, aman, sehat dan ternama. Slogan pada perusahaan teh 88 ini adalah “sehat bermutu hanya teh 88”.
Tipe layout untuk proses pengolahan teh adalah menggunakan tipe product layout. Layout produk atau garis)  adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari produk tersebut. Tipe layout produk / garis ini merupakan tipe paling populer dan sering digunakan untuk pabrik yang menghasilkan produk secara massal dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar